Jumat, 19 Agustus 2011

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah. 


Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai penunjang belajar bagi para siswa/siswi juga membantu siswa dan guru dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan sekolah harus memungkinkan para guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan menambah pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang diperlukan dalam proses belajar dan mengajar.  Keberadaan perpustakaan selama ini belum mendapat perhatian di beberapa sekolah diposisikan sebagai pelengkap saja, setiap pergantian kurikulum para guru mendapat penataran manajemen sekolah. Tetapi nasib perpustakaannya jarang dipikirkan.
Dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,. pada bab I pasal 1 ayat 23 disebutkan bahwa “Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga pendidikan, masyarakat, dana, sarana dan prasarana”. tidak disebutkan dengan jelas komponen apa saja yang dimaksud dengan sarana dan prasarana.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 2 tahun 1989 pasal 35). dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Pada penjelasan pasal tersebut diterangkan bahwa salah satu sumber belajar adalah perpustakaan.
Perpustakaan sering dikatakan sebagai jantungnnya sebuah lembaga pendidikan, baik di pendidikan tinggi, sekolah, madrasah. Perpustakaan  sebagai salah satu  perangkat penyelenggara pendidikan yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi induk  Keberadaan perpustaaan harus sejalan dengan badan iduknya yaitu lembaga pendidikan i sekolah, madrasah, pesantren dll.
Fungsi perpustakaan mengarahkan kepada tiga hal yang mendasar, yaitu hakikat perpustakaan sebagai salah satu sarana pelestarian bahan pustakan; fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan; serta tujuan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional.
Menurut undang-undang perpustakaan, Bab VII Jenis-jenis Perpustakaan, pasal 23. Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Adalah
1.      Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan
2.       Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik.
3.       Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengembangkan koleksi lain yang mendukung  pelaksanaan kurikulum pendidikan.
4.      Perpustakaan sekolah/madrasah melayani peserta didik pendidikan kesetaraan yang dilaksanakan di lingkungan satuan pendidikan yang bersangkutan.
5.      Perpustakaan sekolah/madrasah mengembangkan Layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
6.      Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang diluar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.
Manajemen perpustakaan sekolah pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan perpustakaan. Perpustakaan sekolah masih mengalami berbagai hambatan, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hambatan tersebut berasal dan dua aspek. Pertama aspek strutural, dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang memperoleh perhatian dar pihak manajemen sekolah. Kedua aspek teknis, artinya keberadaan perpustakaan sekolah belurn ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti tenaga, dana, serta sarana dan prasarana.




BAB II
Manajemen Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana untuk menunjang dan memperlancar kegiatan belajar mengajar oleh sebab itu setiap sekolah wajib mempunyai perpustakaan. SMK Kristen 1 surakarta telah mengusahakan adanya perpustakaan yang berada kurang lebih dapat membuat guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.
1.      Tujuan Perpustakaan Sekolah
a.       Untuk menunjang dan memperlancar kegiatan belajar.
b.      Menyelesaikan buku wajib para siswa sesuai dengan tingkatan masing-masing.
c.       Menumbuhkan masyarakat sekolah yang gemar membaca.
d.      Membantu meringankan beban siswa.

Pengertian manajeman adalah proses kegiatan mengelola sumber daya manusia, materi agar tujuan dapat di capai. Luther Gullick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk mamahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih manfaat bagi kamanusiaan. Perpustakaan bukan sekedar gedung/ruang sebagai tempat koleksi tetapi juga sistem informasi. Sebagai sistem informasi, perpustakaan memiliki aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyebaran informasi.
Manajemen perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajeman, peran dan keahlian. Untuk dapat mencapai tujuan perlu sumber daya manusia dan non manusia berupa sumber dana, teknik, fisik, perlengkapan, alam, informasi, ide, peraturan-peraturan dan teknologi. Sumber daya tersebut dikelola melalui proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan yang diharapkan mampu mengeluarkan produk berupa barang atau jasa.

A.     Perencanaan Perpustakaan
Perencanaan merupakan titik awal kegiatan perpustakaan sekolah dan harus disusun oleh perpustakaan. Perencanaan berguna untuk memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang. Dalam penyusunan perencanaan hendaknya tercakup apa yang akan di lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan pelaksanaannya dan siapa yang bertanggung jawab dan berapa anggaran yang diperlukan. Dengan demikian perencanaan itu merupakan langkah yang mendasar Sebagai langkah awal dalam perencanaan perpustakaan sekolah adalah penetapan Visi, Misi, Tujuan, identifikasi kekuatan dan kelemahan dan memahami peluang dan ancaman.

Rencana Strategis Perpustakaan Sekolah
Saat ini peningkatan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan perpustakaan dirasakan sudah sangat perlu, termasuk untuk menggunakan prinsip-prinsip manajemen modern yang berorientasi pada mutu/kualitas, yang  hakekatnya berinti pada perbaikan terus menerus untuk memperkuat dan mengembangkan mutu tersebut.
Perpustakaan harus berperan mendukung tercapainya visi dan misi ini. Dengan visi dan misi yang jelas, maka dapat dibuat sebuah ukuran atau indikator keberhasilan yang harus dicapai dalam pengembangan.

1.    Komponen yang dikembangkan
Dari sekian banyak komponen perpustakaan, ada beberapa komponen yang dipilih sebagai prioritas, yaitu:
·        Koleksi
·        SDM pustakawan dan tenaga administrasi
·        Jenis dan bentuk layanan
·        Fasilitas pendukung (gedung dan alat)
Prioritas diberikan pada komponen yang paling mendukung target pengembangan lembaga. Pertimbangan lain adalah ketersediaan dana yang dimiliki.

2.    Pendukung yang diperlukan untuk pengembangan
Pada setiap kegiatan pengembangan, dibutuhkan pendukung utama untuk menjamin keberhasilan. Pendukung pertama adalah dana. Pendukung berikutnya adalah perencanaan (planning) dimana di dalamnya sudah dimuat tujuan masing-masing kegiatan, ukuran capaian, bentuk program. Pada perencanaan juga disebutkan kapan setiap tujuan harus tercapai. Pendukung utama ketiga adalah sumber daya manusia yaitu pengelola perpustakaan yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, pustakawan yang mengetahui peran masing-masing sehingga akan bersedia bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan/ tertundanya pencapaian tujuan.

a.       Tentukan sasaran dengan ukuran (standar) capaian yang jelas
Menentukan apa yang menjadi tujuan utama perpustakaan Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta.. Jika memungkinkan, ukuran keberhasilan sebaiknya berupa angka (kuantitas). Jika tidak, dapat juga dengan ukuran kualitas, contohnya:
·        Adanya pegawai perpustakaan yang mendapat pelatihan kepeustakawaanan
·        Terdapat layanan baru yang memiliki daya tarik lebih tinggi.
·        Pengguna perpustakaan menggunakan seluruh layanan yang disajikan

Dengan ukuran yang jelas maka seorang Kepala Sekolah akan bisa membuat target minimal yang bisa dicapai dan dapat membuat evaluasi tentang tingkat keberhasilan.

b.      Menyusun program
Setelah jelas ukuran capaian, Di SMK Kristen 1 Surakarta membuat program untuk mencapai target yang ditetapkan, misalnya:
a.       Kerjasama dengan pihak alain untuk pengadaan komputer baru untuk bidang pelayanan,
b.      Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan.
c.       Mengikuti lokakarya tentang Perpustakaan
Yang harus diingat adalah bahwa semua program harus mengacu pada kebijakan lembaga penaung agar mendapat dukungan (-paling tidak- dukungan moral) dari lembaga.

c.       Menyusun anggaran
Selanjutnya adalah menghitung anggaran yang harus dikeluarkan dalam kegiatan pengembangan. Dasar anggaran dapat ditetapkan berdasarkan ketersediaan anggaran-anggaran yang disediakan atau berdasarkan tujuan yang harus dicapai yang berdampak pada program yang akan dibuat. Seluruh butir anggaran harus dihitung dengan cermat sehingga tidak ada yang terlewati agar tidak ada kegiatan yang harus dihentikan karena kekeliruan penghitungan dana.

d.      Menetapkan waktu
Setelah itu, menetapkan waktu yang pasti tetapi rasional untuk setiap program yang akan dilakukan. Pilih program yang dapat dijalankan secara paralel dan program mana yang harus dilakukan berurutan atau satu demi satu. Penetapan waktu ini, maka pembagian kerja akan semakin jelas dan mudah dilakukan karena tidak akan terjadi benturan waktu pengerjaan program dan pustakawan yang harus merangkap garapan. Banyak orang yang menganggap bahwa penentuan waktu adalah sesuatu yang sederhana. Akan tetapi, kekeliruan penentuan waktu bisa membuat sebuah program tidak terlaksanakan dengan sempurna karena alokasi yang keliru (terlalu lama atau terlalu sebentar). Kemudian tanpa ukuran waktu, manajer tidak bisa menuntut timnya untuk bergerak cepat.

B.     Pengadaan Barang Perpustakaan Sekolah
1.      Prakatalokan ( Pengadaan Bahan Pustaka )
Tata kerja dalam Pengadaan barang pustaka meliputi pemesanan bahan pustaka, dan penerimaan bahan pustaka, dan penerimaaan bahan pustaka baik bahan pustaka yang dipesan maupun bahan pustaka yang tidak dipesan . Di dalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan sarana pembantu berupa
a.       Daftar Permintaan
Daftar ini terdiri dari catatan permintaan bahan pustaka yang sudah mendapatkan persetujuan tim seleksi karena permintaan tersebut ditangguhkan
b.      Daftar pesanan
Daftar ini terdiri dari susunan kartu pesanan yang pesannya sudah diteruskan ke agen, toko buku atau lembaga lain tempat kita memesan buku perpustakaan
c.       Daftar buku  dalam proses
Daftar ini berisi kartu pesanan dan kartu hadiah yang sudah diterima dan sedang dalam proses pengkatalokan dan disusun berdasarkan nama abjad, nama pengarang atau judul jiak tidak ada nama pengarangnya.

d.      Daftar majalah
Dalam daftar ini disusun kartu-kartu majalah yang terdapat dalam koleksi perpustakaan. Setiap nomor majalah yang yang datang dicatat dalam nomor ini
e.       Buku induk
Buku induk ini adalah buku yang mencatat bahan pustaka yang masuk.
2.      Proses Pengadaan Bahan Pustaka
Tugas setiap perpustakan adalah memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada setiap pengguna. Tugas ini dapat dilakukan dengan baik apabila perpustakaan tersebut dapat membangun koleksinya dengan baik dan relevan dengan kebutuhan penggunannya sehingga seluruh kebutuhan penggunannya dapat terpenuhi dengan baik. Dalam proses pengadaan koleksi juga harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar usaha untuk membangn koleksi perpustakaan dapat berjalan dengan baik. Pengadaan koleksi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a.       Pengadaan Koleksi melalui Pembelian
Pengadaan koleksi melalui pembelian dilakukan dengan berbagai cara, atau dapat dilakukan melalui berbagai saluran sebagai berikut :\
1.      Toko Buku
2.      Penerbit, baik dalam negeri ataupun luar negeri
3.      Agen buku, baik dalam negeri maupun luas negeri
b.      Pengadaan Buku melalui Pertukaran
Beberapa bahan pustaka sering tidak bisa diperoleh di toko buku atau di agen-agen buku karena memang tidak diperjual belikan, misalnya laporan  penelitian. Bahan pustaka seprti ini hanya dapat diperoleh dengan cara tukar-menukar atau bahkan diminta secara gratis

c.       Pengadaan Bahan Pustaka dengan hadiah.
Selain dengan pertukaran bahan pustaka juga dapat diperoleh dengan cara hadiah. Menerima buku-buku secara gratis dari lembaga-lembaga pendonor buku. Hal yang penting dalam menerima bahan pustaka hadiah ini adalah perpustakaan harus selalu menyeleksi dengan baik bahan-bahan yang akan diterimanya. Jangan sampai perpustakaan hanya sebagai pembuangan buku-buku atau bahan pustaka yang tidak berguna.

3.      Sistem Klasifikasi buku
a.       009-099           : Karya Umum
b.      100-199           : Filsafat
c.       200-299           : Agama
d.      300-399           : Ilmu Sosial
e.       400-499           : Bahasa
f.        500-599           : Ilmu Pengetahuan Murni
g.       600-699           : Teknologi
h.       700-799           : Seni, Sport
i.         800-899           : Sastra
j.        900-999           : Sejarah, Geografi

4.      Buku-buku yang tersedia di perpustakaan
a.       Alkitab
b.      Buku pelajaran sekolah
c.       Buku bacaan kristen
d.      Buku pegangan guru
e.       Koran
f.        Majalah
g.       Buku fiksi

5.      Pengelolaan Perpustakaan.
Pengelolaan perpustakaan mempunyai tugas antara lain:
a.       Melakukan pemesanan dan pembelian buku.
b.      Menerima dan menginventarisasikan droping dari pemerintah.
c.       Menjaga kelestarian dan kebersihanbuku serta ruangan.
d.      Bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan buku.
e.       Melaporkan kegiatan perpustakaan kepada kepala sekolah.

C.     Pengorganisasian Perpustakaan
Setiap perpustakaan, baik kecil maupun besar, perlu diatur dan ditata dengan baik, sehingga pelaksanaan kegiatan kerjanya dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Pengetahuan tentang seluk-beluk, pelaksanaan, dan teknik kepustakawanan disebut organisasi dan. administrasi perpustakaan.
Semua kepala perpustakaan dan kepala unit kerja dalam perpustakaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang organisasi dan administrasi perpustakaan, sehingga dapat melaksanakan tugas pimpinan dengan baik. Untuk dapat memperoleh hasil yang baik, diperlukan kemauan dan kemampuan tenaga untuk bekerjasama sehingga dalam suatu organisasi perpustakaan perlu. ada pembagian tugas untuk pelaksanaan yang meliputi:
1.      beban kerja yang harus dipikul
2.      jenis pekerjaan yang bcragam
3.      kebutuhan berbagai macam spesialisasi
Pembagian tugas, hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat orang-orang yang tersedia di dalam organisasi. Meskipun ada pembagian tugas, namun keseluruhan beban kerja harus dilaksanakan sebagai satu kesatuan yang bulat sehingga perlu ada pertimbangan ekonomis dengan memperhatikan masalah-masalah di lingkungan perpustakaan. sebagai berikut:
1.      produktivitas kerja
2.      efisiensi
3.      efektivitas
4.      penegakan disiplin kerja
5.      kegairahan kerjaf
6.      kecepatan layanan
7.      kualitas layanan
8.      kepuasan pemakai
Kepala perpustakaan harus mengetahui kapasitas, bakat dan potcnsi bawahannya agar usaha pengembangan meniadi lebih terarah. Tugas terpenting seorang pimpinan di lingkungan perpustakaan. adalah mengambil keputusan: pimpinan tertinggi mengambil keputusan yang bersifat menveluruh, sedang pimpinan tingkat terendah mengambil keputusan yang implikasmya terbatas pada unit organisasi yang dipimpinnya.
Dalam organisasi perpustakaan agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik, pimpinan perpustakaan perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut.
1.      Penentuan Tujuan Perpustakaan
Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan lengkap, baik mengenai bidang, ruang lingkung sasaran, keahlian dan/atau keterampilan, serta peralatan yang diperlukan. Dari tujuan yang telah dirumuskan dapat diperkirakan bentuk, susunan, corak, dan ukuran besar kecilnya organisasi yang harus disusun.

2.      Perumusan Tugas Pokok Perpustakaan
Tugas pokok adalah sasaran yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai: organisasi besar maka tugas pokoknya luas, sedangkan organisasi kecil tugas pokoknya terbatas. Perumus tugas pokok perlu memperhatikan hal-hal berikut di bawah ini.
a.       Tugas poko harus merupakan bagian dari tujuan yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b.      Tugas pokok harus memperhitungkan batas kemampuan yang ada untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu tertentu.

3.      Rincian Kegiatan
Semua kegiatan kerja yang harus dilakukan untuk melaksanakan tugas pokok harus disusun secara lengkap dan terinci. Selain itu, harus, dibedakan antara kegiatan kerja yang penting dan kurang penting, kegiatan kerja utama dan penunjang.

4.      Pengelompokan Kegiatan Kerja
Kegiatan kerja yang erat hubungannya satu sama lain dikelompokkan, dan pengelompokan ini disebut fungsionalisasi. Setelah tersusun, dilakukan:
a.       pengadaan personel.
b.      penyediaan anggaran
c.       penyediaan peralatan
d.      penyusunan sistem hubungan kerja
e.       penyusunan prosedur dan tata kerja

5.      Penyusunan Organisasi Perpustakaan
Perpustakaan adalah organisasi, berupa lembaga, atau unit keria yang bertugas menghimpun koleksi pustaka dan menyediakannya bagi masyarakat untuk dirnanfaatkan. Lembaga merupakan organisasi yang otonom, sedang unit kerja merupakan organisasi di dalam oqganisasi, sehingga memiliki lembaga induk. Tujuan perpustakaan sebagai organisasi otonom agak berbeda dengan tujuan perpustakaan sebagai anak suatu organisasi yang telah mempunyai tujuan tertentu. Tujuan perpustakaan yang terakhir ini mendukung tujuan lembaga induknya.
Walaupun ada beberapa, jenis perpustakaan seperti perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan perpustakaan nasional secara umum tujuannya adalah sama. Namun setiap, jenis perpustakaan mempunyai tujuan tertentu. Oleh sebab itu organisasi untuk tiap-tiap jenis perpustakaan bisa berbeda, karena. secara khusus tuiuannya tiap jenis perpustakaan tidak sama. Proses penyusunan organisasi perpustakaan dijabarkan. menurut urutan sebagai berikut :
a.       Rincian Kegiatan Kerja Perpustakaan
Kegiatan-kegiatan keria yang harus dilakukan oleh perpustakaan sangat bervariasi, namun demikian pada dasarnya rincian kerja tersebut adalah sama. Perbedaan rincian kerja disebabkan jenis perpustakaan yang berbeda sehingga mengakibatkan. cakupan tugasnya tentunya juga agak berbeda.

b.      Pengelompokan Kegiatan Kerja
Kegiatan kerja yang erat hubungannya satu. sama lain dikumpulkan dalam satu kelompok, maka terdapat tiga kelompok kegiatan, yaitu:
1.      Kelompok Pembinaan Koleksi, adalah semua kegiatan ke:ga vang berhubungan dengan bahan pustaka, meliputi pengadaan,pengolahan, dan perawatan.
2.      Kelompok Pelayanan, adalah semua kegiatan keIja yang berhubungan dengan jasa layanan, meliputi layanan peminjaman pustaka. layanan referensi. Layanan informasi/penelusuran.
3.      Kelompok Administrasi adalah semua kegiatan kerja yang berhubungan dengan admmistrasi kantor diluar kegiatan bidang kepustakawanan.


6.      Struktur Organisasi Perpustakaan
Setelah proses penyusunan organisasi perpustakaan selesai sampai ditentukannya kelompok kegiatan kerja, maka struktur organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan. Sebaiknya dalam sebuah struktur organisasi juga perlu dipertimbangkan masuknya unit atau komisi sebagai lembaga pertimbangan yang secara teknis tidak ikut campur dalam urusan operasional perpustakaan, akan tetapi diminta bisa memberikan masukan ide maupun pemikiran tentang kemajuan perpustakaan. Di lingkungan sekolah, komisi ini adalah dewan guru. Tidak sernua guru yang duduk dalam dewan guru dapat melakukan pertimbangan kepada perpustakaan, akan tetapi cukup beberapa guru yang dipandang memiliki kemauan dan kemampuan dalam bidang itu.

7.       Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan SMK Kristen 1 Surakarta







Catatan:
a.   Bila perpustakaan sekolah tidak ada kepala perpustakaan karena kondisi sekolah yang tidak memungkinkan maka dapat diangkat guru pustakawan yang akan bertanggungjawab terhadap, pelaksanaan operasional perpustakaan
b.  Antara bagian layanan tekrtis dan layanan pembaca dipisahkan untuk menunjukkan bahwa kedua bagian tersebut memang secara substansi kegiatan sangat berbeda. Pemisahan tersebut bukan berarti harus ada dua tenaga. Jika, dipandang cukup hanya satu tenaga, bisa saja dilaksanakan

8.      Keanggotaan Perpustakaan
Siswa secara langsung adalah anggota perpustakaansekolah. Syaratnya yaitu dengan menyerahkan pas poto 2x3 sebanyak satu lembar. Dalam hal ini siswa dapat mendaftarkan diri sebagai anggota karena pada permulaan tahun ajaran baru masing- masing siswa telah dibebani dana penunjang perpustakaan.

D.    Pembimbingan Perpustakaan Sekolah
Pembimbingan perpustakaan sekolah dilakukan dengan menggunakan berbagai cara agar kegiatan perpustakaan berjalan seperti apa yang diharapkan. Kegiatan pembimbingan ini diwujudkan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan atau pembimbing perpustakaan, salah satu kebijakan yang dilakukan adalah Kebijakan Pengembangan Koleksi yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.      Membantu menetapkan metode untuk menilai bahan sebelum dibeli
2.      Membantu memilih cara terbaik untuk pengadaan, misalnya langsung dari penerbit, toko buku, atau melalui jobber ( agen-agen buku )
3.      Membantu dalam perencanaan anggaran dengan menetapkan prioritas-prioritas dan garis-garis besar sasaran pengembangan.
4.      Membantu merencanakan bentuk-bentuk kerjasama dengan perpustakan lain.
5.      Membantu menidentifikasi bahan pustaka yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi.

E.     Pengawasan Perpustakaan Sekolah
Pengertian Pengawasan
Pengawasan atau controlling didefinisikan sebagi satu usaha yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran perancanaan, merancang umpan balik sistem informasi, membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan-penyimpangan di dalam pelaksanaan pekerjaan, menentukan sejauh mana penyimpangan tersebut (Jika ada penyimpangan), dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar pengguna semua sumber daya dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif.
Pengawasan terhadap perpustakaan sekolah dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas perpustakaan. Untuk mengetahui efektivitas ini perlu di ketahui dulu tentang indikator kinerja perpustakaan. Kinerja perpustakaan adalah efektivitas jasa yang disediakan perpustakaan dan efesiensi sumber daya yang digunakan untuk menyiapkan jasa. Untuk menilai efektivitas kinerja perpustakaan dikenal beberapa teori, antara lain konsep kriteria. Dengan konsep ini memungkinkan untuk menilai efektivitas perpustakaan sekolah malalui pengukuran terhadap akses, biaya, kepuasan pemakai, rasio biaya dan keuntungan penggunaan.
Pengawasan yang dilakukan di SMK Kristen 1 Surakarta dengan menggunakan dua cara :
1.      Pengawasan preventif
Adalah pengawasan yang mengantisipasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan,

2.       Pengawasan korektif dapat
Pengawasan ini di lakukan apabila hasil yang diinginkan itu terdapat banyak variasi.

Pengawasan merupakan proses untuk menjamin bahwa tujuan perpustakaan sekolah dan manajemen tercapai. Oleh karena itu pengawasan dapat dilaksanakanpada proses perencanaan, pengorganisasian, personalia, pengarahan dan pengangaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar